Makanan tradisional turun temurun dari masa ke masa yang terbuat dari singkong atau ketela pohon yang diberi ragi untuk proses permentasi dan disimpan rapat-rapat selama beberapa hari hingga matang. Makanan ini cukup terkenal di kalangan masyarakat dengan nama tenar " tape ", bahkan saking terkenalnya hingga bisa mengalahkan ketenaran artis K-Pop Jungkook dan Jimin BTS . Lalu bagaimana cara membuat tape singkong manis paling praktis ? Yuk baca terus sampai ujung dunia,,, eh..ujung tulisan ding. Membuat tape singkong ini sangatlah mudah, tidak ribet dan pasti GPL, gak pakai lama kata anak sekarang. Orang-orang tua kita dulu yang saya tahu kalau bikin tape singkong sangatlah ribet, banyak persiapan, banyak perlengkapan, dan butuh waktu cukup lama, misalnya singkong dikupas, dicuci bersih kemudian direndam sehari semalam, penyimpanannya pun lebih lama dan harus ditutup dengan daun pisang rapat-rapat, tidak boleh dibuka sebelum waktunya tape masak betul. Seiring bertamba
Jajanan tradisional kini mulai kembali dijadikan trend kuliner di era milenial ini. Untuk itulah saya sajikan resep salah satu jajanan tradisional yang sudah cukup dikenal di masyarakat. Pada kesempatan kali ini saya sajikan resep nogosari pisang praktis tanpa bungkus daun pisang.
Awalnya sih nggak pernah kepikiran mau bikin nogosari. Karena di rumah ada pisang, bingung mau dibikin apa. Akhirnya muncul ide untuk bikin jajanan tradisional nogosari ini.
Nogosari merupakan jajanan tradisional dari daerah Jawa yang bahan dasar utamanya pisang dan tepung beras yang dijadikan adonan kental dan dibungkus daun pisang yang kemudian dikukus hingga matang. Nah ini yang menjadi kendala utama waktu mau bikin jajanan tradisional nogosari ini, sulitnya mencari daun pisang. Kalau tinggal di pedesaan sih gampang aja nyari daun pisang, paling tidak ada tetangga yang punya tanaman pohon pisang, yang tentu saja tidak keberatan kalau daun pisangnya diminta sedikit oleh tetangganya. Karena tinggalnya bukan di pedesaan (agak kota-kota dikitlah) maka yang namanya daun pisang itu barang langka apalagi jauh dari pasar. Maka dari itu bikin aja nogosari praktis tanpa bungkus daun pisang. Walaupun nogosari ini tanpa bungkus daun pisang namun citarasanya tidak mengecewakan, yang pasti enak dong. Nggak percaya? Coba aja langsung dipraktekkan resep nogosari praktis tanpa bungkus daun pisang ini. Jangan lupa kalau udah praktek balik ke sini lagi ya, kasih komen gitu.
Okelah langsung dipraktekkan ya resep nogosari praktis tanpa bungkus daun pisang di bawah ini.
Bahan:
- 3 biji pisang kepok
- 100 gr tepung beras (6 sdm penuh)
- 50 gr tepung tapioka (3 sdm penuh)
- 1 bungkus santan kemasan (ini biar praktis aja, kalau mau peras santan kelapa sendiri itu lebih baik)
- 320 ml air
- ½ sdt garam
- 60 gr (3 sdm penuh) gula pasir
- Beberapa lembar daun pandan
- 1 sdm margarin
Cara membuat nogosari praktis tanpa bungkus daun pisang
- Campur tepung beras, tepung tapioka, gula dan garam, aduk rata.
- Campur 1 bungkus santan dan air hingga menjadi 400 ml (banyaknya air menyesuaikan), kemudian tuang sedikit demi sedikit ke dalam adonan sambil diaduk-aduk.
- Panaskan air dan 2 lembar daun pandan dalam wadah pengukus (baca : dandang) hingga mendidih.
- Sementara itu olesi loyang dengan margarin agar nantinya nogosari tidak lengket (kalau nggak ada loyang bisa pakai wadah seadanya asal tahan panas, namanya juga resep praktis dan sederhana, jadi nggak usah dibikin repot).
- Taruh dua lembar daun pandan di dasar loyang, tambahkan irisan pisang, kemudian tuang adonan hingga sebatas tingginya irisan pisang, kukus 5 menit.
- Setelah 5 menit tambahkan adonan hingga menutupi irisan pisang, tunggu 5 menit.
- Setelah 5 menit tambahkan sisa irisan pisang dan adonan, kukus kira-kira 30 menit.
- Setelah matang, tunggu hingga nogosari praktis tanpa bungkus daun pisang dan ini dingin.
- Setelah dingin, nogosari bisa dipindahkan ke wadah untuk dipotong-potong dan siap untuk disajikan.
Bagaimana? Mudah dan praktis kan? Jangan lupa resep nogosari praktis tanpa bungkus daun pisang ini dibagikan ke teman-teman agan, di-share ke grup-grup WA agan agar jajanan tradisional warisan nenek moyang kita ini tidak terlupakan walau dalam bentuk yang lain menyesuaikan kemajuan zaman.
Comments
Post a Comment